Skip to main content
News Release 2024News Releases

Apical dan Cepsa Memulai Pembangunan Pabrik Biofuel Generasi Kedua (2G) Terbesar di Selatan Eropa

By Februari 26, 2024No Comments
  • Pabrik senilai €1,2 miliar ini dijadwalkan akan memulai produksi pada 2026 dan memproduksi 500.000 ton sustainable aviation fuel (SAF) dan renewable diesel – cukup untuk memberi tenaga pesawat terbang mengelilingi bumi sebanyak 1.300 kali, serta mencegah emisi CO2 sebanyak 3 juta ton per tahun
  • Apical akan menyuplai bahan baku 2G (dari limbah organik seperti limbah pertanian dan minyak bekas) ke pabrik baru ini sebagai bagian dari upaya mengatasi tantangan industri dalam mendapatkan bahan mentah pada proses produksi SAF
  • Apical juga tengah menjajaki kemitraan serupa dengan beberapa perusahaan minyak lainnya di dunia untuk membangun fasilitas SAF agar dapat mengoptimalkan pasokan dan permintaan, selain jug meningkatkan adopsi SAF dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini sejalan dengan rencana Singapura untuk menggunakan SAF pada setiap penerbangan keluar dari negara ini mulai 2026.

Singapura, 23 Februari 2024 – Apical, melalui Bio-Oils, anak usahanya yang bergerak di bidang energy terbarukan, hari ini memulai pembangunan pabrik biofuel terbesar generasi kedua (2G) di wilayah selatan Eropa bersama dengan mitranya, Cepsa. Apical, sebagai pemroses minyak nabati terkemuka, merupakan bagian dari grup RGE yang berkantor pusat di Singapura.

Fasilitas senilai €1,2 miliar ini, yang dijadwalkan mulai berproduksi pada tahun 2026, akan menghasilkan 500.000 ton sustainable aviation fuel (SAF) dan renewable diesel – jumlah bahan bakar yang cukup untuk jet agar dapat terbang mengelilingi planet sebanyak 1.300 kali. Fasilitas produksi biodesel ini diharapkan untuk dapat mencegah emisi CO2 sebesar 3 juta ton per tahunmya. Angka tersebut setara dengan pengurangan emisi dari 600.000 kendaraan penumpang jika tidak digunakan setiap tahunnya.

Melalui perjanjian jangka panjang, Apical akan menyuplai bahan baku 2G ke pabrik baru ini, yang diharapkan dapat membantu dalam mengatasi tantangan utama di industri ini terkait ketersediaan bahan mentah untuk produksi SAF.

Pratheepan Kanuragaran, Direktur Eksekutif Apical, mengatakan, “Meskipun SAF diperkirakan menjadi pendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan, akses terhadap bahan baku berkelanjutan tetap menjadi tantangan di banyak negara. Seiring dengan terus berkembangnya jaringan global Apical, ketersediaan limbah dan sisa minyak goring diharapkan dapat bertumbuh. Hal ini memungkinkan kemitraan yang dapat memaksimalkan nilai tambah, agar limbah kami dapat membantu produksi dan penggunaan SAF. Pabrik biofuel 2G kami dengan Cepsa, yang akan menjadi fasilitas pengolahan bahan bakar penerbangan terbesar di Selatan Eropa. Ini adalah contoh yang sangat baik bagaimana pemain industri dapat bersatu untuk memaksimalkan potensi SAF, meningkatkan produksi dan penggunaan.”

Maarten Wetselaar, CEO Cepsa, menambahkan, “Hari ini kami memulai pembangunan pabrik biofuel generasi kedua kita, yang menjadi tonggak utama pertama dari strategi Positive Motion kami. Proyek strategis untuk Spanyol dan Andalusia ini akan menjadikan kami sebagai benchmark di Eropa dalam bidang molekul hijau, selain juga memfasilitasi dekarbonisasi dari sektor-sektor yang tidak dapat beroperasi dengan elektron, seperti industry penerbangan. Ini merupakan awal dari babak baru untuk Cepsa dan kawasan ini, yang akan membuka lapangan kerja berkualitas dan menuju era baru industrialisasi.”

Pabrik baru yang akan dibangun dengan teknologi terkini untuk produksi bahan bakar terbarukan ini akan memiliki dampak lingkungan yang minimal. Berkat konsumsi hidrogen terbarukan, 100% listrik terbarukan, serta sistem pemulihan panas dan efisiensi energi yang berbeda, fasilitas ini akan mengeluarkan CO2 75% lebih sedikit dibandingkan pabrik biofuel tradisional dan dirancang untuk mencapai emisi nol bersih dalam jangka menengah. Begitu pula dengan tidak mengkonsumsi air bersih, melainkan hanya menggunakan air hasil daur ulang.

Dirancang menjadi pabrik dengan konsep digital, pabrik biofuel 2G di selatan Eropa ini mengakomodasi berbagai perkembangan industry, termasuk kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan data analisa yang dapat memaksimalkan efisiensi proses dan memastikan standar tertinggi dalam hal keamanan dan perlindungan lingkungan.

Fastilis ini akan mendongkrak kapasitas produksi di perusahaan patungan Cepsa-Apical sebanyak dua kali menjadi 1 juta ton per tahunnya.

Jajaki kerja sama dengan perusahaan minyak global lainnya untuk mengekplorasi kemitraan serupa di wilayah ini

Memanfaatkan kemampuannya untuk mengamankan bahan baku 2G berkualitas tinggi secara efisien dan berkelanjutan, Apical tengah aktif menjajaki kemitraan serupa dengan perusahaan minyak global untuk mendirikan fasilitas produksi SAF di Singapura dan Asia, yang mana perkembangan pasar SAF masih dalam tahap awal.

Upaya ini diharapkan membantu memenuhi kenaikan permintaan SAF, yang telah diantisipasi seiring dengan rencana Singapura untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan ini di seluruh penerbangan keluar dari negara ini pada 2026.

“Salah satu faktor yang menghambat penggunaan SAF di wilayah ini adalah premi harga. Namun, Asia memiliki potensi besar karena merupakan rumah bagi enam negara Asean, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand, yang secara kolektif memiliki potensi untuk mendukung produksi SAF dengan ketersediaan bahan baku limbah dan sisa minyak yang melimpah. Apical memiliki eksistensi secara regional yang sangat kuat, yang mana kami beroperasi di garda terdepan di sector bioekonomi, dengan mengadopsi pendekatan limbah dapat memiliki nilai tambah. Kami memiliki bahan baku 2G yang siap untuk mendorong produksi SAF di wilayah ini, melalui kemitraan”, Karunagaran mengatakan.

“Kami menyambut baik pengumuman terbaru oleh Singapura, yang mengharuskan seluruh penerbangan keluar menggunakan SAF mulai tahun 2026. Sebagai pusat udara regional, Singapura memimpin dengan cara mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan ini dan sekaligus membantu maskapai mengatasi tinginya harga SAF. Konsumen akan turut menanggung biaya pemakaian SAF oleh maskapai melalui kenaikan tarif secara terpusat. Agar Singapura berhasil mencapai target pennggunaan menjadi 1% pada 2026 dan 3%-5% pada 2030. Sangat penting untuk mendorong kolaborasi industri yang lebih mendalam untuk mengoptimalkan pasokan dan permintaan, dan meningkatkan penggunaan SAF yang lebih terjangkau – selain juga memberi manfaat, baik bagi konsumen maupun maskapai.”

Tentang Apical – www.apicalgroup.com
Apical adalah pengolah minyak nabati terkemuka dengan jejak global yang berkembang. Pengilangan mid-stream kami yang terintegrasi secara vertikal dan pemrosesan hilir bernilai tambah menjadikan kami pemasok integral yang mendukung kebutuhan berbagai industri yaitu makanan, pakan ternak, oleokimia, dan bahan bakar terbarukan, termasuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) yang memungkinkan pengurangan besar emisi CO2.

Hingga saat ini, dengan aset terintegrasi di lokasi yang strategis mencakup Indonesia, Cina, dan Spanyol, Apical mengoperasikan sejumlah kilang, pabrik oleokimia, pabrik biodiesel, dan pabrik penghancur kernel. Melalui usaha patungan, Apical juga memiliki operasi pemrosesan dan distribusi di Brasil, India, Pakistan, Filipina, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Vietnam.

Pertumbuhan Apical dibangun di atas fondasi keberlanjutan dan transparansi, serta dimotivasi oleh keyakinan kuat bahwa kami dapat membuat dampak yang lebih berarti bahkan pada saat kami terus mengembangkan bisnis kami dan memberikan solusi inovatif kepada pelanggan kami.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: www.apicalgroup.com.

Tentang Bio-Oils – www.bio-oils.com
Bio-Oils didirikan pada tahun 2005 untuk mengembangkan proyek biofuel, dengan tujuan strategis untuk menjadi pemain industri terkemuka di pasar biodiesel Spanyol dan Eropa. Pabrik biodiesel “La Rabida,” yang dimiliki oleh Bio-Oils, anggota grup perusahaan Apical yang berbasis di Singapura dan berlokasi di Palos de la Frontera (Huelva), mulai beroperasi pada tahun 2008 dan kini merupakan salah satu pabrik paling efisien di Spanyol, dengan keuntungan dari lokasi strategis dengan koneksi pipa ke dermaga kapal, kereta api, dan tangki pengangkut.
Melalui program penelitian dan pengembangan ambisius, Bio-Oils memiliki pengalaman luas dalam produksi biofuel berkualitas tinggi dari berbagai jenis minyak. Pabrik ini saat ini menggunakan semua jenis minyak generasi pertama yang tersedia dan telah disesuaikan untuk memproses bahan mentah residual lainnya. Berkomitmen untuk beroperasi di bawah standar keberlanjutan tertinggi, Bio-Oils adalah anggota APPA (Asosiasi Produsen Energi Terbarukan), FOSFA (Federasi Asosiasi Minyak, Benih, dan Lemak), EBB (Dewan Biodiesel Eropa), EABA (Asosiasi Biomassa Alga Eropa), dan AIQBE (Asosiasi Industri Dasar, Kimia, dan Energi Huelva).

Kontak Media Apical
Sharon Chong
Sharon_chong@rgei.com